Minggu, 12 Mei 2013

Profil Penyuluh Teladan Prop. Sulsel Tahun 2012

Setelah terakhir pada tahun 2008, Kementerian Agama Kota Makassar kembali menempatkan penyuluhnya sebagai Penyuluh Agama Fungsional Teladan Tingkat Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012. Dra. Hj. Amirah C, MA. berhasil mengungguli seluruh penyuluh Agama yang mewakili Kantor Kementerian Agama Kab./Kota se Sulawesi Selatan pada ajang pemilihan penyuluh agama fungsional teladan untuk tahun 2012 ini. Lahir di Sidrap, 31 Desember 1964, lajang yang menyelesaikan studi S2-nya di Universitas Muslim Indonesia ini memulai karirnya sebagai Penyuluh Agama Islam Fungsional di Kementerian Agama Kota Makassar pada tahun 2007. Di samping kesibukannya sebagai penyuluh Agama Islam yang mengasuh beberapa Majelis Taklim dan TPA di Kota Makassar, ia juga terlibat dalam beberapa organisasi, seperti Fatayat NU, Muslimat NU Propinsi Sulawesi Selatan, HIDMAT, IPHI, BKMT dan organisasi alumni Pesantren As’adiyah. Suaranya yang merdu dan lantang pernah mengantarkannya sebagai Qariah terbaik porseni KORPRI tingkat Kota Makassar. Karena kemampuannya ini pula, ia diberi kepercayaan untuk memimpin kelompok Qasidah dan shalawatan pada even-even yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Makassar maupun Kantor Wilayah Kementerian Agama Prop. Sulawesi Selatan. Ketika mewakili Sulawesi Selatan pada seleksi Penyuluh Agama Teladan Tingkat Nasional, Bendahara Pokjaluh Kota Makassar ini menempati urutan ke-15 dari 33 propinsi. Meskipun tidak berhasil memberikan yang terbaik bagi Sulawesi Selatan, namun pengalaman yang ia dapatkan pada perhelatan tingkat nasional tersebut adalah modal yang sangat besar yang siap ia bagikan kepada penyuluh-penyuluh agama yang lain terutama yang akan mewakili Propinsi Sulawesi Selatan pada seleksi Penyuluh Agama Teladan Tingkat Nasional yang akan datang.

Kunjungan Ke Pokjaluh Kota Bandung

Sebagai langkah untuk mewujudkan sumber daya manusia penyuluh agama fungsional yang kompeten pada bidangnya, diperlukan peningkatan mutu profesionalisme dan pengembangan wawasan. Pengembangan wawasan bagi penyuluh agama fungsional sangat penting untuk menjadikan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhannya semakin berkualitas dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhannya. Materi menjadi semakin efektif dan dinamis, peserta BP semakin bergairah menerima Bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan penyuluh agama juga semakin bergairah karena memiliki materi yang bertambah kaya dengan teknik BP yang lebih varatif. Karena itu, Kelompok Kerja Penyuluh Agama Fungsional (Pokjaluh) Kota Makassar melakukan kegiatan studi banding ke Kelompok Kerja Penyuluh Agama Fungsional (Pokjaluh) Kota Bandung. Pokjaluh Kota Bandung dijadikan obyek kunjungan dilatar belakangi oleh eksistensi Pokjaluh Bandung sebagaia salah satu Pokjaluh yang paling maju di Indonesia. Ketua Pokjaluh Kota Bandung adalah sekaligus ketua Pokjaluh Propinsi Jawa Barat. Pokjaluh ini juga bersama Pokjaluh Propinsi Jawa Tengah sedang mempelopori terbentuknya organisasi Penyuluh Agama Nasional. Karena itu diharapkan kegiatan studi banding ini dapat menjadi inspirasi pengembangan organisasi Penyuluh Kota Makassar secara kelembagaan dan menjadi pelopor terbentuknya Pokjaluh tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan ini juga bertujuan secara organisasi, Pokjaluh Kota Makassar dapat memiliki program kerja yang lebih baik lagi ke depan. Dan secara personal, penyuluh agama dapat mempelajari kelebihan-kelebihan yang dimiliki penyuluh agama fungsional Kota Bandung yang pernah bertarung di ajang pemilihan penyuluh agama tingkat nasional dalam rangka menciptakan sosok penyuluh agama fungsional yang profesional dan berwawasan luas, serta memiliki program dan metode BP yang semakin dinamis dan berkembang. Tujuan studi banding yang dilaksanakan selama 2 hari ini, 7-8 Mei 2013 adalah meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan penguasaan tugas dan fungsi Penyuluh Agama Fungsional secara personal, serta menjadikan organisasi Pokjaluh Kota Makassar sebagai organisasi managerial bagi anggotanya dengan strukturisasi organisasi agar supaya semakin baik, dalam mengarahkan proses bimbingan dan penyuluhan kepada kondisi dinamis serta efektif. Pokjaluh Kota Makassar juga diharapkan mampu menjadi pelopor terbentuk organisasi Pokjaluh tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Rombongan Pokjaluh Kota Makassar yang berjumlah 22 orang dipimpin H. Shaifullah Rusmin, Lc., M.Th.I. diterima oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Bandung, Drs. H. Mimin Sutisna, M.Pd.I didampingi Ketua Pokjaluh Bandung dan Prop. Jawa Barat, Drs. H. Sutris. Setelah menerima pemaparan kegiatan Pokjaluh Kota Bandung yang personilnya berjumlah 76 orang, rombongan diajak melihat lebih dekat Majelis Taklim dan TPA binaan Penyuluh Agama Kota Bandung, yaitu MT. dan TPA al-Wahdah, yang terletak di daerah pemukiman elit Kota Bandung, Batununggal. Selain kunjungan ke Pokjaluh Kota Bandung, rombongan juga berkunjung ke kawasan pesantren Darut Tauhid, Geger Kalong dan menimba ilmu langsung dari Ust. Fakhruddin, wakil direktur Darut Tauhid serta Teteh Ninih, isteri Aa Gym, mengenai pembinaan keagamaan melalui pesantren, Majelis Taklim dan pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak usia sekolah hingga Orang lanjut usia.

Jumat, 03 Mei 2013

RENCANA STUDI BANDING KE POKJALUH KOTA BANDUNG DAN OBYEK BINAANNYA

A.Latar Belakang Sesuai amanat Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, bahwa untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi pada bidangnya, diperlukan peningkatan mutu profesionalisme dan pengembangan wawasan. Pengembangan wawasan bagi penyuluh agama fungsional sangat penting untuk menjadikan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhannya semakin berkualitas dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhannya. Materi menjadi semakin efektif dan dinamis, peserta BP semakin bergairah menerima Bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan penyuluh agama juga semakin bergairah karena memiliki materi yang bertambah kaya dengan teknik BP yang lebih varatif. Kelompok Kerja Penyuluh Agama Fungsional (Pokjaluh) Kota Bandung adalah adalah salah satu organisasi penyuluh yang paling maju di Indonesia. Ketua Pokjaluh Kota Bandung adalah sekaligus ketua Pokjaluh Propinsi Jawa Barat. Pokjaluh ini juga bersama-sama dengan Pokjaluh Propinsi Jawa Tengah adalah pelopor terbentuknya organisasi Penyuluh Agama Nasional. Karena itu diharapkan kegiatan studi banding ini dapat menjadi inspirasi pengembangan organisasi Penyuluh Kota Makassar secara kelembagaan dan menjadi pelopor terbentuknya Pokjaluh tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Organisasi Pokjaluh yang memiliki program kerja yang lebih baik lagi ke depan. Dan secara personal, penyuluh agama dapat mempelajari kelebihan-kelebihan yang dimiliki penyuluh agama fungsional Kota Bandung yang pernah bertarung di ajang pemilihan penyuluh agama tingkat nasional dalam rangka menciptakan sosok penyuluh agama fungsional yang profesional dan berwawasan luas. Penyuluh yang memiliki program dan metode BP yang semakin dinamis dan berkembang. B. Manfaat dan Tujuan Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan penguasaan tugas dan fungsi Penyuluh Agama Fungsional secara personal, serta menjadikan organisasi Pokjaluh Kota Makassar sebagai organisasi managerial bagi anggotanya dengan strukturisasi organisasi yang semakin baik, dalam mengarahkan proses bimbingan dan penyuluhan kepada kondisi dinamis serta efektif. Pokjaluh Kota Makassar juga diharapkan mampu menjadi pelopor terbentuk organisasi Pokjaluh tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. C. Sasaran Sasaran kegiatan Studi Banding ini adalah “Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Fungsional dan pemberdayaan organisasi Pokjaluh” ini adalah para penyuluh agama fungsional Kota Makassar yang bertugas di 14 Kecamatan dalam wilayah Kota Makassar serta penyuluh yang juga diperbantukan di Kantor Kementerian Agama sebagai pelaksana pengaturan tugas dan kewajiban Para Penyuluih Agama. D. Indikator Pencapaian Kegiatan 1.Peserta Studi Banding semakin memahami pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Penyuluh Agama; 2.Peserta Studi Banding mampu menyesuaikan diri dalam berbagai type dan sosiologi masyarakat sasaran Bimbingan dan Penyuluhan; 3.Peserta Studi Banding mampu mengembangkan wawasan tentang fungsi dan peran yang harus dijalankannya di tengah-tengah masyarakat.; 4.Peserta Studi Banding mampu menata organisasi Pokjaluh sebagai organisasi yang mengantar mereka dapat mengembangkan kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan E.Peserta Peserta kegiatan studi banding ini adalah penyuluh agama fungsional Kota Makassar dari 14 kecamatan yang ada di Makassar, serta perwakilan dari Pokjaluh Kab. Sidrap

Pelatihan Korpri Kota Makassar

Bertempat di Hotel Prima, ex Hotel Bumi Asih, Tim dari Kelompok Kerja Penyuluh Fungsional (Pokjaluh) Kementerian Agama Kota Makassar membawakan materi pada Pelatihan Keterampilan Persemayaman dan Pemakaman bagi PNS yang meninggal dunia. Pelatihan diselenggarakan oleh Sekretariat Korpri Kota Makassar selama sehari pada Selasa, 27 Nopember 2012 diikuti oleh 130 peserta utusan seluruh SKPD, kantor dan Badan dalam lingkup Korpri Kota Makassar. Materi pertama disampaikan oleh H. Shaifullah Rusmin, Lc., M.Th.I yang merupakan ketua Pokjaluh Kota Makassar dengan judul ‘Tinjauan Fikih atas Penyelenggaraan Jenazah dan Problematikanya.’ Dalam sesi tanya jawab, ketua Pokjaluh ini menjawab beberapa pertanyaan seputar problematika aktual yang terjadi di tengah-tengah masyarakat berkaitan dengan penyelenggaraan jenazah. Materi kedua dibawakan oleh Dra. Hj. A. Asma AP didampingi oleh Dra. Hj. Amirah C, MA, penyuluh Kec. Tamalate dan Panakkukang. Materi yang dibawakan adalah Praktek Penyelenggarakan Jenazah. Materi praktek ini disambut antusias oleh peserta karena menampilkan alat peraga sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta. Materi ketiga mengenai tata upacara dan pemakaman secara sipil dan militer disampaikan oleh Lettu. Syamsu, perwira dari Kodam VII Wirabuana. Pelatihan yang dibuka oleh Bapak Asisten I Kota Makassar, Drs. Agar Jaya, M.Si diakhiri dengan kesepakatan untuk membentuk Tim yang bertugas untuk mengurus penyelenggaraan jenazah dan persemayaman anggota Korpri yang meninggal. Tim yang dibentuk direkrut dari seluruh SKPD dalam lingkup Korpri Kota Makassar, dengan menempatkan pihak Kementerian Agama Kota Makassar pada tim Pelaksana Teknis secara syariahnya.

ANJANGSANA KE PANTI ASUHAN

Kelompok Kerja Penyuluh Agama Fungsional (Pokjaluh) Kementerian Agama Kota Makassar melakukan anjangsana atau kunjungan silaturahim ke Panti Asuhan Al-Musyahwir, Senin tanggal 3 Desember 2012. Kunjungan silaturahim ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama yang peringatannya jatuh tepat sebulan ke depan. Kunjungan ini juga dilakukan dalam suasana memperingati tahun baru 1434 H. Rombongan Pokjaluh Kemenag Kota Makassar yang berjumlah 25 orang dipimpin Ketua Pokjaluh Kota Makassar, H. Shaifullah Rusmin, Lc., M.Th.I. Dalam sambutannya, ketua Pokjaluh mengatakan bahwa kunjungan ke panti asuhan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Pokjaluh sejak dibentuknya pada akhir tahun 2008, dilakukan setiap bulan Muharram. Keutamaan bulan Muharram dengan bersedekah dan menyantuni anak yatim telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. diawali oleh perintah beliau kepada para sahabatnya untuk bersedekah kepada dua anak yatim yang merupakan pemilik tanah tempat masjid nabawi dibangun. Dari keutamaan ini, para penyuluh agama kemudian menyisihkan sebagian dari rezeki mereka dan pengumpulannya dikordinir langsung oleh bendahara, Dra. Hj. Amirah, MA. Beberapa penyuluh juga berhasil mengajak beberapa staf KUA untuk ikut berpartisipasi. Panti Asuhan al-Musyahwir yang dikunjungi terletak di jl. Dg. Tata I Blok IV B Kecamatan Tamalate, merupakan panti asuhan type C, mengasuh 35 anak asuh yang tinggal di dalam panti dan 46 orang anak asuh di luar panti. Pengasuh panti, Syamsu Rijal menyambut baik kunjungan Pokjaluh Kemenag Kota Makassar dan menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar dan para penyuluh yang berpartisipasi dalam kunjungan tersebut. Pada kunjungan itu, diserahkan bantuan berupa sejumlah uang dan bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, mie instan dan bingkisan makanan ringan. Ketua Pokjaluh juga menawarkan kepada pengurus panti berupa pembinaan keagamaan dan mengharapkan kepada para penyuluh Agama fungsional yang bertugas di wilayah kecamatan Tamalate untuk melakukan pembinaan secara rutin dan memasukkan panti tersebut sebagai bagian obyek penyuluhan.

Senin, 08 April 2013

KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN: JASMANI DAN ROHANI?


Sebagian  agama  mengajarkan  adanya kebahagiaan dan kesengsaraan rohani semata.
Bagi agama-agama itu, kehidupan jasmani adalah kesengsaraan, karena sifatnya yangmembelenggu sukma manusia.Kebahagiaan hanya diperoleh dengan tindakan danperilakumeninggalkan dunia, dalam orientasi hidup yang mengarah ke kehidupan rohani saja. 
Marxisme, tentu saja, mengajarkan tentang adanya kebahagiaan atau kesengsaraan yang  hanya bersifat  jasm
ani, dan  dengan sendirinya, semua itu berlangsung hanya dalam hidup di dunia inisaja. Ateisme  dengan sendirinya mengingkari  kehidupan sesudah mati atau akhirat.Kaum Marxis yang ateis ini mirip dengan gambaran dalam  al-Qur'an tentang golongan manusia pemuja waktu (al-Dahr), yang hanya mempercayai kehidupan duniawi  ini  saja,  dan  kematian  adalah  fase  final  hidup manusia,  bukan  fase  peralihan  seperti diyakini agama-agama (Lihat QS. al-Jatsiyah/45:24).
Islam mengajarkan kebahagiaan  dan kesengsaraan jasmani dan rohani atau  duniawi dan  ukhrawi,  namun  tetap membedakan keduanya. Dalam Islam, seseorang  dianjurkan  mengejar kebahagiaan di akhirat, namun diingatkan agar jangan melupakan nasibnya   dalam   hidup   di    dunia  ini (Lihat QS. al-Qashash/28:77).  Itu berarti memperoleh kebahagiaan akhirat belum tentu dan tidak dengan sendirinya memperoleh kebahagiaan di dunia. Sebaliknya, orang yang mengalami kebahagiaan duniawi belum tentu akan  mendapatkan  kebahagiaan  di  akhirat.  Maka manusia  didorong mengejar kedua bentuk kebahagiaan itu, serta berusaha menghindar dari penderitaan azab lahir dan batin (QS. al-Baqarah/2:200). 
Walaupun begitu, banyak pula dijanjikan kehidupan yang bahagia sekaligus di duniaini dan di akhirat kelak untuk mereka  yang beriman dan berbuat baik. Kehidupan  yang bahagia di dunia menjadi semacam pendahuluan bagi kehidupan yang lebih  bahagia di akhirat. 
“Barangsiapa  berbuat  baik,  dari kalangan pria maupun wanita, dan dia itu beriman maka pastilah akan Kami berikan  kepadanya kehidupan  yang baik (di  dunia),dan  pastilah akan Kami ganjarkan kepada mereka pahala  mereka (di  akhirat), sesuai dengan sebaik-baik  apa  yang  telah  mereka  kerjakan.”  (QS. al-Nahl/16:97). Demikian  itu  masalah  kebahagiaan,  demikian  pula   masalah kesengsaraan.  Orang  yang ingkar kepada kebenaran dan berbuat jahat diancam baginya kesengsaraan  dalam hidup  di dunia  ini sebelum kesengsaraan yang lebih besar kelak di akhirat, Adapun  orang-orang  yang  jahat, maka  tempat  mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak  keluar  dari  sana,  mereka dikembalikan  ke  dalamnya,  sambildikatakan  kepada mereka:
"Sekarang  rasakanlah  azab  neraka  ini,  yang  dahulu  kamu dustakan."Dan  pastilah  Kami  (Tuhan) buat mereka merasakan azab yang lebih ringan (di dunia ini) sebelum azab yang  lebih besar (di akhirat nanti) agar kiranya mereka mau kembali.QS. al-Sajdah/32:20-21)  
Penegasan-penegasan ini  tidak perlu  dipertentangkan  dengan penegasan-penegasanterdahulu  di  atas  bahwa  ada perbedaan antara kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrawi, dan  bahwa tidak  selamanya mengejar salah satu akan dengan sendirinya menghasilkan yang lain. Tapi memang ada dan  banyak,  perilaku lahir dan  batin manusia  yang  membawa  akibat pada adanya pengalaman kebahagiaan atau kesengsaruan duniawi dan ukhrawi sekaligus. Beberapa nilai akhlak luhur seperti jujur, dapat dipercaya, cinta  kerja  keras, tulus,  berkesungguhan dalam mencapai hasil  kerja  sebaik-baiknya  (itqan),  tepat janji, tabah, hemat, dan  lain-lain  adalah pekerti-pekerti yang dipujikan Allah swt. sebagai ciri-ciri kaum beriman. Ciri tersebut akan membawa  mereka  pada  kebahagiaan  duniawi  dan  ukhrawi sekaligus, dengan kebahagiaan  di  akhirat  yang  jauh lebih besar.

Sabtu, 06 April 2013

Rutinitas di Lomba Kelurahan Terpadu

Sejak awal bulan Maret 2013, Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kota Makassar melakukan pembinaan di Lokasi Lomba Kelurahan Terpadu tingkat Prop. Sulawesi Selatan. Pada tahun 2013 ini, Kelurahan Bara-Baraya Kecamatan Makassar mewakili Kota Makassar pada event tahunan ini, tepatnya di Asrama TNI-AD Bara-Baraya.
Sudah menjadi tradisi tahunan, para Penyuluh Agama Fungsional Kemenag Kota Makassar melakukan pembinaan administrasi dan penguatan kegiatan program obyek Majelis Taklim, Remaja Masjid dan TPA pada lomba Kelurahan Terpadu maupun lomba P2W-KSS. Dengan segala keterbatasan yang ada karena pelaksanaan dua kegiatan tersebut tidak tercantum dalam DIPA, pembinaan tetap dilakukan secara maksimal. Di bawah komando Ketua Pokjaluh, H. Saifullah Rusmin, Lc., M.Th.I., para penyuluh Kota Makassar melakukan pembinaan yang bentuknya antara lain, konsolidasi pimpinan dan pengurus tiga obyek tersebut, melengkapi aspek-aspek legalitas formal seperti SK, Program Kerja dan Struktur Organisasi obyek serta kelengkapan administrasi berupa Agenda Surat Masuk dan Keluar, Buku Tamu, Resume Kegiatan dan Registrasi Anggota, serta Buku Registrasi Santri bagi TPA. Demikian pula dengan penataan sekretariat.
Pembinaan pada kegiatan obyek juga diperkuat dengan melatih anggota Majelis Taklim untuk melakukan zikir, tadarus, dan shalawatan yang dipimpin oleh Hj. Amirah C, MA, serta pelatihan Penyelenggaraan Jenazah yang dibimbing oleh Ketua Pokjaluh, Drs. Nurhadi dan Hasniati, SS.,yang merupakan penyuluh pada wilayah Kec. Makassar di mana obyek berada.
Pembinaan dilakukan setiap hari Senin dan Rabu setelah Shalat Ashar dan berlangsung hingga hari penilaian lomba yang dijadwalkan pada awal bulan Mei mendatang. (S.Rusmin)